Senin, 19 Januari 2015

Sudut pengambilan gambar (Camera Angle)


a. Bird Eye View
Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.
b. High Angle
Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.
c. Low Angle
Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.
d. Eye Level
Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.
e. Frog Level
Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Ukuran gambar (frame size)
a. Extreem Close-up (ECU)
Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.
b. Big Close-up (BCU)
Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.
c. Close-up (CU)
Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek.
d. Medium Close-up (MCU)
Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.
e. Mid Shoot (MS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.
f. Knee Shoot (KS)
Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.
g. Full Shoot (FS)
Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.
h. Long Shoot (LS)
Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.
i. Extreem Long Shoot (ELS)
Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.
j. 1 Shoot
Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.
k. 2 Shoot
pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.
l. 3 shoot
pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.
m. Group Shoot
Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.


Bidang pandang

Bidang pandang sebuah lensa ( sudut pandang ) didefinisikan sebagai sudut (dalam ruang obyek) di mana objek dicatat pada filmatau sensor di dalam kamera
  1. Panjang fokus: Panjang fokus lensa didefinisikan sebagai jarak dari pusat optik lensa ke titik fokus (sensor) ketika lensa difokuskan pada objek pada tak terhingga. Ini adalah karakteristik fisik utama dari sebuah lensa yang dapat diukur dalam suatu laboratorium optik.
  2. Bidang Lihat: Bidang pandang lensa didefinisikan sebagai sudut  di mana objek yang direkam pada film atau sensor di dalam kamera. Hal ini tergantung pada dua faktor, panjang fokus lensa (lihat di atas) dan ukuran fisik dari film atau sensor
Jenis – jenis field of view
  1. Extreme close up : pengambilan gambar yang sangat dekat sekali dengan objek
  2. Head shot : kepala hingga dagu
  3. Close up : kepala hingga bahu
  4. Medium close up : kepala hingga dada
  5. Mid shot : setengah badan
  6. Medium shot : ¾ badan
  7. Full shot : seluruh badan
  8. Long shot : memotret dengan background/foreground dg porsi yg lebih bany


Apa itu Rule of Thirds ?

Rule of thirds atau aturan 1/3 bagian dalam dunia fotografi adalah semacam konsep dasar bagaimana memposisikan suatu obyek pada 1/3 bagian dalam foto agar lebih enak dilihat. Memang tidak selamanya semua foto wajib mengikuti konsep ini, hanya saja jika kita mengikuti konsep tersebut, foto akan tampak lebih indah dan dinamis. Jika kita lengkapi dengan kreatifitas yang baik maka akan dapat menghasilkan suatu karya foto yang luar biasa.

Apa itu Rule of Thirds?

Konsep rule of thirds, bidang foto dibagi menjadi tiga bagian sama besar baik secara vertikal maupun horisontal sehingga kita akan memiliki 9 area yang sama besar. Garis pembagi vertikan dan horisontal akan menghasilkan 4 titik pertemuan. Konsep tersebut berlaku untuk foto vertikal maupun foto horisontal, coba kita perhatikan gambar berikut ini.
Empat titik pertemuan garis vertikal dan horisontal yang ditandai dengan bulatan merah diatas bisa kita sebut sebagai empat titik utama. Konsep rule of thirds mengarahkan kita untuk menempatkan inti subyek foto / point of interest pada salah satu titik tersebut supaya didapatkan komposisi foto yang enak dipandang, dinamis, serta lebih seimbang. Penempatan subyek foto tidak harus tepat pada keempat titik tersebut, tidak juga harus terisi semua keempat titik tersebut, garis tersebut merupakan pendekatan / guideline untuk memperoleh komposisi berdasarkan konsep rule of thirds.

Selain itu, kita juga jangan mengabaikan foreground dan background. Kedua bagian tersebut juga tidak lepas dari konsep rule of thirds. Subyek foto, background, dan foreground yang memenuhi konsep rule of thirds akan menghasilkan suatu karya foto yang indah dan luar biasa.
Gerakan kamera (moving camera)



a. Zooming (In/Out)
Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.
b. Panning (Left/Right)
Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.
c. Tilting (Up/Down)
Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.
d. Dolly (In/Out)
Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.
e. Follow
Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.
f. Framing (In/Out)
Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.
g. Fading (In/Out)
Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.
h. Crane Shoot.
Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan
bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

4. Gerakan objek (moving object)
a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.
b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.
Kamera Digital SLR: Tips Cara Menyimpan & Merawatnya
Memiliki kamera bagi sebagian orang awam adalah hal yang susah-susah gampang. Tidak seperti kamera digital poket biasa, kamera SLR membutuhkan perhatian khusus terutama dalam hal menyimpan dan membersihkannya.

Menyimpan dan membersihkan kamera digital SLR bukanlah tanpa tujuan fisik semata agar bersih atau agar aman, namun karena kamera digital SLR ini memiliki banyak kompartmen dan kebanyakan kompartmen ini sensitif maka untuk menjaga kinerja optimalnya kamera SLR membutuhkan perawatan berbeda dibanding kamera pocket atau kamera digital biasa. Berikut ini adalah Tips untuk Menyimpan & Membersihkan kamera digital SLR kamu.
1. Penyimpanan Kamera
Menyimpan kamera digital SLR di Indonesia mungkin sedikit berbeda dengan negara lain, hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara tropis sehingga kamera lebih rentan oleh serangan jamur pada bagian lensa atau sensor kamera.
Suhu terbaik untuk menghindari jamur pada kamera digital SLR adalah ini idealnya adalah 40-60 derajat celcius, maka untuk mendapatkan suhu ideal tersebut adalah kita lakukan adalah menyimpan kamera digital SLR didalam kotak kedap udara.
Bila Anda masih belum puas dengan kotak kedap suara, maka gunakanlah dry cabinet electric yang, kotak ini dapat Anda atur suhu kelembabannya.
Dan bila Anda sulit menemukan kotak kedap suara untuk kamera ini, ada satu cara yang mudah dan praktis yaitu: menggunakan silica Gel pada pinggiran kotak penyimpanan agar kotak tertutup rapat.
Menyimpan kamera digital SLR pada tas kamera untuk waktu yang lama bukanlah hal baik karena suhunya akan lembab walupun tas tersebut Anti jamur sekalipun.
2. Bodi Kamera
Membersihkan kamera digital SLR adalah hal yang cukup sederhana untuk dilakukan tetapi terkadang terlupa. Banyak bagian pada bodi kamera yang perlu dibersihkan seperti viewfinder, tombol navigasi. Membersihkan view finder dapat dilakukan dengan menggunakan cotton bud dan sedikit cairan pembersih atau air biasa pun sudah cukup baik, namun jangan terlalu banyak air. Jangan lupa untuk memutar tombol-tombol yang jarang digunakan agar tombol tidak kaku dan membersihkan bagian sela-selanya dengan kuas tipis yang kaku.
3. Lensa Kamera
Lensa kamera digital adalah yang tentunya wajib dibersihkan karena selain berharga mahal juga agar fungsi kinerjanya tetap maksimal. Membersihkan lensa kamera sebaiknya dilakukan secara berkala, dan selalu siapkan alat-alat pembersihan lensa (Cleaning kit) seperti blower, lap bersih khusus lensa, kuas halus kecil dan lap kulit agar tiap lensa kotor Anda dapat membersihkannya segera. Untuk bagian permukaan lensa sebaiknya Anda menggunakan lap dengan bahan kulit dan menyeka lensa dengan hati-hati. Lensa yang jarang dipakai dan tersimpan dalam tempat lembab kemungkinan akan menyebabkan jamur, tanyalah kepada toko kamera apakah ada ala-alat khusus untuk membersihkan lensa kamera digital SLR ini yang tidak terjangkau oleh lap saja.
4. Sensor Kamera
Kamera digital SLR pastinya memiliki perangkat sensor yang sangat canggih dan letaknya pun sulit dijangkau yaitu pada bagian dalam. Walupun didalam bisa saja sensor kamera ini terkena kotoran saat akan mengganti lensa, maka sebaiknya ketika Anda mengganti lensa pastikan tempat tersebut bebas akan kotoran. Sama seperti lensa kamera untungnya sensor kamera digital SLR memiliki filter sama dengan lensa kamera sehingga kita akan membersihkan filter sensor ini yang butuh dibersihkan dengan rutin dengan cara:
– Pastikan mirror lock up aktif agar mirror dalam lensa terbukan ketika akan dibersihkan, umumnya mengaktifkan Mirror lock up dapat dilakukan dari main menu.
– Dalam keadaan mirror lock up aktif, lepaslah lensa dan tekan shutter release hingga mirror teragkat dan terlihatlah sensor kamera digital SLR Anda.
– Hadapkan kamera digital kebawah dan semprot dengan blower, agar debu langsung jatuh kebawah bukannya masuk kembali ke tempat yang lebih sulit dijangkau. Bila telah selesai langsung matikan kamera.
Anda juga dapat mengecek apakah sensor kamera sebenarnya sudah bersih atau masih kotor dengan cara memasang lensa dan atur shutter pada bukaan tertinggi, dan fotolah bidang yang berwarna putih, seperti tembok atau langit, lalu lihatlah dengan seksama gamaber tersebut di komputer. Jika masih kotor silahkan ulangi langkah membersihkan sensor dan dapat dibantu dengan cotton bud yang diberi sedikit sekali air.