Standar Kompetensi:
1. Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam
dengan menggunakan peralatan
Kompetensi Dasar:
1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan
beserta satuannya
1.2 Mendeskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya
1.3 Melakukan pengukuran dasar secara teliti dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai dan sering digunakan dalam kehidupan
sehari-hari
PETA
KONSEP
Peta Konsep Pengukuran
A. PENGERTIAN
PENGUKURAN
Konsep: Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu
besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Misalnya, kamu melakukan
kegiatan pengukuran panjang meja dengan pensil. Dalam kegiatan tersebut artinya
kamu membandingkan panjang meja dengan panjang pensil. Panjang pensil yang kamu
gunakan adalah sebagai satuan. Sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan
dengan angka disebut besaran, sedangkan pembanding dalam suatu
pengukuran disebut satuan. Satuan yang digunakan untuk melakukan
pengukuran dengan hasil yang sama atau tetap untuk semua orang disebut satuan
baku, sedangkan satuan yang digunakan untuk melakukan pengukuran dengan
hasil yang tidak sama untuk orang yang berlainan disebut satuan tidak
baku.
B. BESARAN
POKOK DAN BESARAN TURUNAN
Konsep: Besaran Pokok adalah besaran yang satuannya telah
didefinisikan terlebih dahulu. Besaran Turunan adalah besaran yang satuannya
diperoleh dari besaran pokok.
Pengertian Besaran Fisika, Besaran Pokok, dan Besaran
Turunan
Di dalam pembicaraan
kita sehari-hari yang dimaksud dengan berat badan adalah massa, sedangkan
dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda. Berat badan dapat kita
tentukan dengan menggunakan alat timbangan berat badan. Misalnya, setelah
ditimbang berat badanmu 50 kg atau dalam fisika bermassa 50 kg. Tinggi
atau panjang dan massa adalah sesuatu yang dapat kita ukur dan dapat kita
nyatakan dengan angka dan satuan. Panjang dan massa merupakan
besaran fisika. Jadi, besaran fisika adalah ukuran fisis
suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas.
Selain besaran fisika juga terdapat besaran-besaran yang
bukan besaran fisika, misalnya perasaan sedih, gembira, dan lelah.
Karena perasaan tidak dapat diukur dan tidak dapat dinyatakan
dengan angka dan satuan, maka perasaan bukan besaran fisika.
Besaran fisika
dikelompokkan menjadi dua, yaitu besaran pokok dan besaran turunan.Besaran
pokok adalah besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.
Adapun, besaran turunan merupakan besaran yang dijabarkan dari
besaran-besaran pokok.
Sistem satuan besaran
fisika pada prinsipnya bersifat standar atau baku, yaitu bersifat tetap,
berlaku universal, dan mudah digunakan setiap saat dengan tepat. Sistem
satuan standar ditetapkan pada tahun 1960 melalui pertemuan para ilmuwan
di Sevres, Paris. Sistem satuan yang digunakan dalam dunia
pendidikan dan pengetahuan dinamakan sistem metrik, yang
dikelompokkan menjadi sistem metrik besar atau MKS (Meter Kilogram
Second)yang disebut sistem internasional atau disingkat SI dan sistem
metrik kecil atau CGS (Centimeter Gram Second).
Besaran pokok dan besaran turunan beserta dengan
satuannya dapat dilihat dalam Tabel berikut.
Besaran Pokok
Selain tujuh besaran pokok di atas, terdapat dua besaran pokok
tambahan, yaitu sudut bidang datar dengan satuan radian (rad) dan sudut ruang
dengan satuan steradian (sr).
Tabel Beberapa Besaran Turunan beserta Satuannya
Besaran Turunan
Sistem Internasional
Dahulu orang biasa menggunakan jengkal, hasta, depa, langkah
sebagai alat ukur panjang. Ternyata hasil pengukuran yang dilakukan
menghasilkan data berbeda-beda yang berakibat menyulitkan dalam pengukuran,
karena jengkal orang satu dengan lainnya tidak sama. Oleh karena itu, harus
ditentukan dan ditetapkan satuan yang dapat berlaku secara umum. Usaha para
ilmuwan melalui berbagai pertemuan membuahkan hasil sistem satuan yang berlaku
di negara manapun dengan pertimbangan satuan yang baik harus memiliki
syarat-syarat sebagai berikut:
1) satuan selalu tetap, artinya tidak
mengalami perubahan karena pengaruh apapun, misalnya suhu, tekanan dan
kelembaban.
2) bersifat internasional, artinya
dapat dipakai di seluruh negara.
3) mudah ditiru bagi setiap orang yang
akan menggunakannya.
Satuan Sistem Internasional (SI) digunakan di seluruh negara dan
berguna untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan perdagangan antarnegara. Kamu
dapat membayangkan betapa kacaunya perdagangan apabila tidak ada satuan
standar, misalnya satu kilogram dan satu meter kubik.
1. Satuan
Internasional untuk Panjang
Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan dalam
satuan meter, centimeter, milimeter, atau kilometer. Satuan besaran panjang
dalam SI adalah meter. Pada mulanya satu meter ditetapkan sama dengan panjang
sepersepuluh juta (1/10000000) dari jarak kutub utara ke khatulistiwa melalui
Paris. Kemudian dibuatlah batang meter standar dari campuran Platina-Iridium.
Satu meter didefinisikan sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu
0ºC. Meter standar ini disimpan di International Bureau of Weights and Measure
di Sevres, dekat Paris.
Batang meter standar dapat berubah dan rusak karena dipengaruhi
suhu, serta menimbulkan kesulitan dalam menentukan ketelitian pengukuran. Oleh
karena itu, pada tahun 1960 definisi satu meter diubah. Satu meter
didefinisikan sebagai jarak 1650763,72 kali panjang gelombang sinar jingga yang
dipancarkan oleh atom gas krypton-86 dalam ruang hampa pada suatu lucutan
listrik.
Pada tahun 1983, Konferensi Internasional tentang
timbangan dan ukuran memutuskan bahwa satu meter merupakan jarak yang
ditempuh cahaya pada selang waktu 1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan
cahaya ini, karena nilainya dianggap selalu konstan.
2. Satuan
Internasional untuk Massa
Besaran massa dalam SI dinyatakan dalam satuan kilogram (kg).
Pada mulanya para ahli mendefinisikan satu kilogram sebagai massa sebuah
silinder yang terbuat dari bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan di
Sevres, dekat Paris. Untuk mendapatkan ketelitian yang lebih baik, massa
standar satu kilogram didefinisikan sebagai massa satu liter air murni pada
suhu 4ºC.
3. Satuan
Internasional untuk Waktu
Besaran waktu dinyatakan dalam satuan detik atau sekon dalam SI.
Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar waktu rotasi bumi pada
porosnya, yaitu 1 hari. Satu detik didefinisikan sebagai 1/26400 kali satu hari
rata-rata. Satu hari rata-rata sama dengan 24 jam = 24 x 60 x 60 = 86400 detik.
Karena satu hari matahari tidak selalu tetap dari waktu ke waktu, maka pada
tahun 1956 para ahli menetapkan definisi baru. Satu detik adalah selang waktu
yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk melakukan getaran sebanyak
9192631770 kali.
Mengonversi Satuan Panjang, Massa, dan Waktu
Setiap besaran memiliki satuan yang sesuai. Penggunaan satuan
suatu besaran harus tepat, sebab apabila tidak sesuai akan berkesan janggal
bahkan lucu. Misalnya seseorang mengatakan tinggi badannya 150ºC, orang lain
yang mendengar mungkin akan tersenyum karena hal itu salah. Demikian pula
dengan pernyataan bahwa suhu badan orang yang sehat biasanya 36 meter,
terdengar janggal.
Hasil suatu pengukuran belum tentu dinyatakan dalam satuan yang
sesuai dengan keinginan kita atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja
1,5 m, sedangkan kita memerlukan dalam satuan cm, satuan gram dinyatakan dalam
kilogram, dari satuan milisekon menjadi sekon. Untuk mengonversi atau mengubah
dari suatu satuan ke satuan yang lainnya diperlukan tangga konversi. Gambar di
bawah menunjukkan tangga konversi panjang, massa, dan waktu, beserta dengan
langkah-langkah penggunaannya.
Tangga Konversi Panjang
Awalan Satuan dan Sistem Satuan di Luar Sistem Metrik
Di samping satuan sistem metrik, juga dikenal satuan lainnya
yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya liter, inci, yard,
feet, mil, ton, dan ons. Satuan-satuan tersebut dapat dikonversi atau diubah ke
dalam satuan sistem metrik dengan patokan yang ditentukan. Konversi besaran
panjang menggunakan acuan sebagai berikut:
·
1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung jari
tangan orang dewasa).
·
1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari
kaki orang dewasa).
·
1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan
orang dewasa).
·
1 inci = 2,54 cm
·
1 cm = 0,01 m
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem
Inggris. Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi dari satuan
sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI. Contohnya sebagai
berikut.
·
1 ton = 1000 kg
·
1 kuintal = 100 kg
·
1 slug = 14,59 kg
·
1 ons (oz) = 0,02835 kg
·
1 pon (lb) = 0,4536 kg
Satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dikonversi ke
dalam sistem SI yaitu detik atau sekon. Contohnya sebagai berikut.
·
1 tahun = 3,156 x 10pangkat 7 detik
·
1 hari = 8,640 x 10 pangkat4 detik
·
1 jam = 3600 detik
·
1 menit = 60 detik
Di dalam sistem metrik juga dikenal sistem awalan dari sistem
MKS baik ke sistem makro maupun ke sistem mikro. Perhatikan Tabel berikut ini.
Tabel Awalan Satuan Sistem Metrik Besaran Panjang
Tabel Awalan Satuan
Sistem Metrik
Penelitian jagad mikro
dengan konversi sistem mikro banyak berkembang dalam bidang teknolgi dewasa
ini, contohnya teknologi nano yang menyelidiki jagad renik seperti sel, virus,
bakteriofage, dan DNA. Adapun penelitian jagad makro menggunakan konversi
sistem makro karena objek penelitiannya mencakup wilayah lain dari jagad raya, yaitu
objek alam semesta di luar bumi.
Mengonversi Satuan
Besaran Turunan
Besaran turunan memiliki satuan yang dijabarkan dari satuan
besaranbesaran pokok yang mendefinisikan besaran turunan tersebut. Oleh karena
itu, seringkali dijumpai satuan besaran turunan dapat berkembang lebih dari
satu macam karena penjabarannya dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh,
satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga ditulis dengan N/kg.
Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi. Perhatikan beberapa contoh di
bawah ini!
·
1 dyne = 10pangkat-5 newton
·
1 erg = 10pangkat-7 joule
·
1 kalori = 0,24 joule
·
1 kWh = 3,6 x 10pangkat6 joule
·
1 liter = 10pangkat-3 m3 = 1 dm3
·
1 ml = 1 cm3 = 1 cc
·
1 atm = 1,013 x 10pangkat5 pascal
·
1 gauss = 10pangkat-4 tesla
Pengukuran Besaran Fisika
Peranan pengukuran dalam kehidupan sehari-hari sangat penting.
Seorang tukang jahit pakaian mengukur panjang kain untuk dipotong sesuai dengan
pola pakaian yang akan dibuat dengan menggunakan meteran pita. Penjual daging
menimbang massa daging sesuai kebutuhan pembelinya dengan menggunakan timbangan
duduk.
Seorang petani tradisional mungkin melakukan pengukuran panjang
dan lebar sawahnya menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang
digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur sipil mengukur lebar
jalan menggunakan alat meteran kelos untuk mendapatkan satuan meter.
Ketika kita mengukur panjang meja dengan penggaris, misalnya
didapat panjang meja 100 cm, maka panjang meja merupakan besaran, 100 merupakan
hasil dari pengukuran sedangkan cm adalah satuannya.
Beberapa aspek pengukuran yang harus diperhatikan yaitu
ketepatan (akurasi), kalibrasi alat, ketelitian (presisi), dan kepekaan
(sensitivitas). Dengan aspek-aspek pengukuran tersebut diharapkan mendapatkan
hasil pengukuran yang akurat dan benar.
Berikut ini akan kita bahas pengukuran besaran-besaran fisika,
meliputi panjang, massa, dan waktu.
1. Pengukuran Panjang
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur panjang benda haruslah
sesuai dengan ukuran benda. Sebagai contoh, untuk mengukur lebar buku kita
gunakan pengaris, sedangkan untuk mengukur lebar jalan raya lebih mudah
menggunakan meteran kelos.
a. Pengukuran Panjang dengan
Mistar
Penggaris atau mistar berbagai macam jenisnya, seperti penggaris
yang berbentuk lurus, berbentuk segitiga yang terbuat dari plastik atau logam,
mistar tukang kayu, dan penggaris berbentuk pita (meteran pita). Mistar
mempunyai batas ukur sampai 1 meter, sedangkan meteran pita dapat mengukur
panjang sampai 3 meter. Mistar memiliki ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Alat Ukur Panjang
Posisi mata harus melihat tegak lurus terhadap skala ketika
membaca skala mistar. Hal ini untuk menghindari kesalahan pembacaan hasil
pengukuran akibat beda sudut kemiringan dalam melihat atau disebut dengan
kesalahan paralaks.
Pembacaan Skala
b. Pengukuran Panjang dengan Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang mempunyai batas
ukur sampai 10 cm dengan ketelitiannya 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong juga
dapat digunakan untuk mengukur diameter cincin dan diameter bagian dalam sebuah
pipa. Bagian-bagian penting jangka sorong yaitu:
1. rahang tetap dengan skala tetap terkecil 0,1 cm
2. rahang geser yang dilengkapi skala nonius. Skala tetap dan
nonius mempunyai selisih 1 mm.
Jangka Sorong
c. Pengukuran Panjang dengan Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai ukuran
kecil dan tipis, seperti mengukur ketebalan plat, diameter kawat, dan
onderdil kendaraan yang berukuran kecil.
Bagian-bagian dari mikrometer adalah rahang putar, skala utama,
skala putar, dan silinder bergerigi. Skala terkecil dari skala utama bernilai
0,1 mm, sedangkan skala terkecil untuk skala putar sebesar 0,01 mm. Berikut ini
gambar bagian-bagian dari mikrometer.
Mikrometer Sekrup
2. Pengukuran Massa Benda
Timbangan digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya
adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa benda yang
diukur dengan anak timbangan yang digunakan. Dalam dunia pendidikan sering
digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua lengan. Perhatikan beberapa alat
ukur berat berikut ini.
Bagian-bagian dari neraca O’Hauss tiga lengan adalah sebagai
berikut:
• Lengan depan memiliki skala 0—10 g, dengan tiap skala bernilai
1 g.
• Lengan tengah berskala mulai 0—500 g, tiap skala sebesar 100
g.
• Lengan belakang dengan skala bernilai 10 sampai 100 g, tiap
skala 10 g.
Neraca
3. Pengukuran Besaran Waktu
Berbagai jenis alat ukur waktu misalnya: jam analog, jam
digital, jam dinding, jam atom, jam matahari, dan stopwatch. Dari alat-alat
tersebut, stopwatch termasuk alat ukur yang memiliki ketelitian cukup baik,
yaitu sampai 0,1 s.
Alat Ukur Waktu
C. SUHU
DAN PENGUKURANNYA
1. Pengertian Suhu
Ukuran derajat panas dan dingin suatu benda tersebut dinyatakan
dengan besaran suhu. Jadi, suhu adalah suatu besaran untuk menyatakan ukuran
derajat panas atau dinginnya suatu benda.
2. Termometer sebagai
Alat Ukur Suhu
Suhu termasuk besaran pokok. Alat untuk untuk mengukur besarnya
suhu suatu benda adalah termometer. Termometer yang umum digunakan adalah
termometer zat cair dengan pengisi pipa kapilernya adalah raksa atau alkohol.
Pertimbangan dipilihnya raksa sebagai pengisi pipa kapiler termometer adalah
sebagai berikut:
a. raksa tidak membasahi
dinding kaca,
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
b. raksa merupakan penghantar panas yang baik,
c. kalor jenis raksa rendah akibatnya dengan perubahan panas yang kecil cukup dapat mengubah suhunya,
d. jangkauan ukur raksa lebar karena titik bekunya -39 ºC dan titik didihnya 357ºC.
Pengukuran suhu yang sangat rendah biasanya menggunakan
termometer alkohol. Alkohol memiliki titik beku yang sangat rendah, yaitu
-114ºC. Namun demikian, termometer alkohol tidak dapat digunakan untuk mengukur
suhu benda yang tinggi sebab titik didihnya hanya 78ºC.
Pada pembuatan termometer
terlebih dahulu ditetapkan titik tetap atas dan titik tetap bawah. Titik tetap
termometer tersebut diukur pada tekanan 1 atmosfer. Di antara kedua titik tetap
tersebut dibuat skala suhu. Penetapan titik tetap bawah adalah suhu ketika es
melebur dan penetapan titik tetap atas adalah suhu saat air mendidih.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
Berikut ini adalah penetapan titik tetap pada skala termometer.
a. Termometer Celcius
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi
angka 100. Diantara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 100 skala.
b. Termometer Reaumur
Titik tetap bawah diberi angka 0 dan titik tetap atas diberi
angka 80. Di antara titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi menjadi 80
skala.
c. Termometer
Fahrenheit
Titik tetap bawah diberi angka 32 dan titik tetap atas diberi
angka 212. Suhu es yang dicampur dengan garam ditetapkan sebagai 0ºF. Di antara
titik tetap bawah dan titik tetap atas dibagi 180 skala.
d. Termometer Kelvin
Pada termometer Kelvin, titik terbawah diberi angka nol. Titik
ini disebut suhu mutlak, yaitu suhu terkecil yang dimiliki benda ketika energi
total partikel benda tersebut nol. Kelvin menetapkan suhu es melebur dengan
angka 273 dan suhu air mendidih dengan angka 373. Rentang titik tetap bawah dan
titik tetap atas termometer Kelvin dibagi 100 skala.
Titik Tetap Termometer
Perbandingan skala antara temometer Celcius, termometer Reaumur,
dan termometer Fahrenheit adalah
C : R : F = 100 : 80 : 180
C : R : F = 5 : 4 : 9
Dengan memperhatikan titik tetap bawah 0ºC = 0ºR = 32ºF, maka
hubungan skala C, R, dan F dapat ditulis sebagai berikut:
tº C =5/4 tºR
tº C =5/9 (tºF – 32)
tº C =4/9 (tºF – 32)
Hubungan skala Celcius dan Kelvin adalah
t K = tºC + 273 K
Kita dapat menentukan sendiri skala suatu termometer. Skala
termometer yang kita buat dapat dikonversikan ke skala termometer yang lain
apabila pada saat menentukan titik tetap kedua termometer berada dalam keadaan
yang sama.
Misalnya, kita akan menentukan skala termometer X dan Y.
Termometer X dengan titik tetap bawah Xb dan titik tetap atas Xa. Termometer Y
dengan titik tetap bawah Yb dan titik tetap atas Ya. Titik tetap bawah dan
titik tetap atas kedua termometer di atas adalah suhu saat es melebur dan suhu
saat air mendidih pada tekanan 1 atmosfer.
Dengan membandingkan perubahan suhu dan interval kedua titik
tetap masing-masing termometer, diperoleh hubungan sebagai berikut.
Keterangan:
Xa = titik tetap atas termometer X
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Xb = titik tetap bawah termometer X
Tx = suhu pada termometer X
Ya = titik tetap atas termometer Y
Yb = titik tetap bawah termometer Y
Ty = suhu pada termometer Y
Konversi Skala Termometer
Seperti kita ketahui bahwa zat cair sebagai bahan pengisi
termometer ada dua macam, yaitu air raksa dan alkohol. Nah, ternyata zat cair
tersebut memiliki beberapa keuntungan dan kerugian.
a . Termometer air raksa.
Berikut ini beberapa keuntungan air raksa sebagai pengisi
termometer, antara lain :
1)
Air raksa tidak membasahi dinding pipa kapiler, sehingga pengukurannya menjadi
teliti.
2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
5) Volume air raksa berubah secara teratur.
2) Air raksa mudah dilihat karena mengkilat.
3) Air raksa cepat mengambil panas dari suatu benda yang sedang diukur.
4) Jangkauan suhu air raksa cukup lebar, karena air raksa membeku pada suhu – 40 0C dan mendidih pada suhu 360 0 C.
5) Volume air raksa berubah secara teratur.
Selain beberapa keuntungan, ternyata air raksa juga memiliki
beberapa kerugian, antara lain:
1)
Air raksa harganya mahal.
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
2) Air raksa tidak dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat rendah.
3) Air raksa termasuk zat beracun sehingga berbahaya apabila tabungnya pecah.
b. Termometer alkohol
Keuntungan menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer,
antara lain :
1)
Alkohol harganya murah.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol –130 0C.
2) Alkohol lebih teliti, sebab untuk kenaikan suhu yang kecil ternyata alkohol mengalami perubahan volume yang besar.
3) Alkohol dapat mengukur suhu yang sangat rendah, sebab titik beku alkohol –130 0C.
Kerugian menggunakan alkohol sebagai pengisi termometer, antara
lain :
1)
Membasahi dinding kaca.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.
2) Titik didihnya rendah (78 0C)
3) Alkohol tidak berwarna, sehingga perlu memberi pewarna dahulu agar dapat dilihat.
Mengapa air tidak dipakai untuk mengisi tabung termometer?
Alasannya karena air membasahi dinding kaca, jangkauan suhunya terbatas,
perubahan volumenya kecil, penghantar panas yang jelek.
D. Memperhatikan
dan Menerapkan Keselamatan Kerja dalam Pengukuran
Belajar fisika tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
laboratorium. Dalam melaksanakan percobaan dan kegiatan di laboratorium mungkin
saja terjadi kecelakaan. Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga
keselamatan dalam bekerja. Salah satu usaha menjaga keselamatan kerja dan
mencegah terjadinya kecelakaan adalah dengan memperhatikan dan melaksanakan
tata tertib di laboratorium.
Mengapa kecelakaan dapat terjadi? Kecelakaan di laboratorium
dapat terjadi disebabkan beberapa hal, antara lain:
1.
tidak mematuhi tata tertib laboratorium,
2.
tidak bersikap baik dalam melaksanakan kegiatan laboratorium,
3.
kurangnya pemahaman dan pengetahuan terhadap alat, bahan, serta
cara penggunaannya,
4.
kurangnya penjelasan dari guru atau tenaga laboratorium, dan
5.
tidak menggunakan alat pelindung.
Adapun bahaya-bahaya yang mungkin perlu diantisipasi di
lingkungan laboratorium adalah sebagai berikut:
1.
luka bakar akibat panas,
2.
bahaya listrik,
3.
bahaya radioaktif, dan
4.
bahaya kebakaran.
UJI KEMAMPUANMU KLIK DISINI!
REFERENSI:
Any Winarsih, dkk. 2008. IPA Terpadu untuk SMP/ MTS
Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Teguh Sugiyarto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 1 untuk
SMP/ MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional.
0 komentar:
Posting Komentar